Boleh Bermimpi (titik)

June 03, 2016

Salah seorang murid SD Inpres Waling Spaciby di Banda Besar, Maluku Tengah (Credit by Aditya Rimba)

Tulisan ini pernah diikutkan dalam program seleksi #MenyapaNegeriku 


PENDAPAT DAN IMPIANMU TENTANG PENDIDIKAN INDONESIA

Saya dibesarkan atas pemahaman betapa pentingnya mengenyam pendidikan formal. Saya dididik atas pengertian bahwa pendidikan yang baik akan menjamin sebuah kehidupan yang berarti; lebih dari sekedar orientasi materi. Dua puluh satu tahun makan bangku pendidikan formal lantas tak menjadikan saya membuka mata tentang apa itu pendidikan. Maka seharusnya pendidikan bukan cuma sekedar hitungan matematika selama dua jam sehari, atau tentang ujian nasional enam mata pelajaran dalam tiga hari. Saya bersyukur dikenalkan dengan Kelas Inspirasi yang menyadarkan bahwa ilmu tak melulu soal duduk di bangku hingga pukul satu. Tak juga tentang berpuluh-puluh buku pelajaran satu semester yang seringnya terasa berat untuk dipanggul. Tidak, saya tidak sedang mengintimidasi soal sistem pendidikan. Cuma seringnya kita lupa, sistem itu cuma sebatas teknis. Selebihnya itu tentang mendidik dengan hati; tentang guru-guru yang rela bangun pagi untuk berbagi. Mungkin jika pendidikan hanya sebatas soal kejar-mengejar materi, sekarang saya tak pernah ingat alasan Mr. Sartono membubarkan PNI. Ya, karena guru saya—Pak Kies—yang dengan semangatnya memeragakan tokoh demi tokoh perjuangan Indonesia maka saya jarang lupa tentang sejarah hingga sekarang.

Indonesia butuh hati yang diletakkan pada tiap-tiap pengajar, butuh lebih banyak Pak Kies; yang tidak hanya menjelaskan panjang lebar tentang sin cos tan, atau hanya mengantarkan untuk mendapatkan selembar kertas berlabel ‘ijazah’ lalu kemudian lupa gunanya apa. Karena saya rasa pendidikan itu bukan cuma perkara ilmu formal yang wajib dihabiskan dalam dua belas tahun; jika beruntung ditambah empat tahun di perguruan yang lebih tinggi. Ini soal mencerdaskan bangsa, memberikan inspirasi, menanamkan sopan santun, membangun kepercayaan diri, membentuk pola pikir nasionalis, menumbuhkan bibit-bibit mandiri, dan menjadikan masyarakat Indonesia masyarakat yang madani. Yang semuanya saya percayai dapat dipupuk sejak dini melalui cara yang efektif; melalui pendidikan formal dengan cara yang lebih manusiawi. Saya percaya membiasakan seorang anak memiliki integritas dalam dirinya akan mencetak satu bibit pemimpin bangsa.

Saya bermimpi tentang sekolah yang menyenangkan, tanpa tekanan takut hukuman karena nilai jelek atau tak mengerjakan PR. Saya bermimpi tentang pendidikan yang jujur dan sederhana; tanpa perlu khawatir soal tidak naik kelas atau manipulasi nilai hanya demi kepuasan pada rapor tanpa angka merah. Saya bermimpi tentang pendidikan yang membangun bangsa dan negeri, bukan embel-embel ngeri soal peluang kerja yang semakin sempit. Saya bermimpi tentang pendidikan yang menyeluruh dirasakan secara adil di seluruh pelosok negeri; berbagi cerita tentang hebatnya Alexander Agung bersama murid-murid daerah Anambas, bermain cerdas cermat bersama siswa Sumba Timur, atau belajar memaksimalkan fungsi internet pada teman-teman di wilayah terluar Indonesia. Serta bersama-sama menyamaratakan pemahaman di seluruh Indonesia betapa istimewanya menjadi siswa melalui pendidikan formal, yang tak hanya diajarkan teori tapi juga apa itu memanusiakan manusia.


Ditulis saat aku mainstream dan iseng banget ikutan apply #MenyapaNegeriku yang jelas sekali aku nggak mungkin lolos sih :))))) etapi pas buka-buka file lama dan nemu ini, setelah dibaca lagi kok menyentuh hati, jadi aku share :') 

Eh, beneran menyentuh nggak sih? HAHAHAHA.

You Might Also Like

13 comments

  1. Bagus kok chik...dan saya setuju dengan kamu. Pendidikan formal boleh jadi utama namun pembentukan karakter itu berasal dari lingkungan sekitar yang mendukung. Integritas, itu yang seringkali lupa ditanamkan, seringnya menilai hasil bukan sebuah proses..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasih Andinaaaaa! Iya kadang ada yang dilupakan bahwa pendidikan itu bukan cuma angka-angka tinggi di rapor, I've ever read about Finland education system and I think that was cool hahaha :)

      Delete
  2. Apik cik, ra rugi we kenal terus gumbul karo aku :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Suwun lo mas gara-gara awakmu aku isok nulis ngene :'))))))

      Delete
  3. Apik cik, ra rugi we kenal terus gumbul karo aku :D

    ReplyDelete
  4. Then, jadi gimana, jadi nanti anaknya di homeschooling? :p

    ReplyDelete
    Replies
    1. YHAAAAAAA :' aku sekolahin anakku di Finland mbacik :))

      Delete
  5. andai semua itu bisa terjadi... awwenak paling mbak,, ayo yo gelem.. wkwkwk

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mut, sekolah bakal sangatsangatsangat menyenangkan dan pendidikan formal bukan hanya sebagai jalan untuk cari kerja, tapi lebih dari itu orang-orang bisa jadi profesional dan membangun negeri sendiri :D

      Delete
  6. kenapa jelas gak lolos mbaak? :o baguss

    ReplyDelete
    Replies
    1. HUAHAHAHAHAHA ... ya nggak mungkin lah Im aku lolos, ada berapa ribu orang yang daftar itu wkwkwk, there are million people out there and they're absolutely better than me :) btw terimakasih dibilang bagus, terharu :')

      Delete
  7. Aku baca ini, langsung search '#MenyapaNegeriku', mbak :D Dan pesertanya 44k :o Semoga tahun ini lek bukaan lagi, mbak lolos ya ^ ^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Fibi pesertanya urakan banget :)) aminaminamin ya Allah kabulin doanya Fibi :'D

      Delete