Sebenernya cuma satu masalah yang belakangan ini mendesak butuh jawaban.
"Apa? Mati lampu lagi?"
"Iya, mati lampu lagi, padahal nggak hujan"
"Serius kita tanpa lampu lagi"
"Kosan kamu mati lampu nggak?"
"Ah udah biasa"
"Ini aneh, seriusan aneh"
"Masih mati lampu, bukan mati rasa"
"Durumtakdeees................"
Well, hal aneh yang muncul di daerah Jebres adalah mati lampu tiap hujan dateng. Aku kira itu semacam mitos, atau legenda buat nakut-nakutin anak kosan aja biar lebih sigap dan sregep buat manfaatin waktu dengan bijak, karena seringnya ketika 'plooop...' maka berhentilah semua kegiatan yang bisa dilakukan. Masih bisa baca buku sih. Masih bisa bikin DIY sih. Masih bisa ngelamun juga sih. Whatever.
Nyatanya nggak cuma tiap hujan deres aja, tapi feels like all the time. Hampir setiap hari dengan durasi nggak tentu, kadang satu jam kadang lima jam. Kalo pas siang bikin makin panas dan kerasa gerah, kalo pas malem bikin banyak dzikir kalo kebetulan nggak punya lampu emergency atau lilin cadangan. I'm not one of them sih.
Jadi, nggak ada salahnya dong kalo mati lampu kita rayakan dengan bahagia sentosa, karena secara nggak langsung mati lampu bakal jadi budaya selama dua tahun ke depan di Solo hehehe. Nah, maka dari itu kali ini DIY Chandelier lah yang terpilih sebagai #WeekendProject, yeay!
*puter lagu Chandelier nya Sia*
Guys, you will need
1. Ranting pohon (you can get it anywhere, contohnya aku leles ranting kering di jalanan depan rektorat, LOL!)
2. Sloki, usahakan pilih yang bentuk tabung sempurna ya jangan yg terlalu mengerucut ke bawah (bener kan namanya sloki?)
3. Pernis
4. Kuas
5. Cutter
6. Lem craft
7. Tali
Pertama, potong-potong rantinya sesuai tinggi sloki atau lebih tinggi dari sloki, punya aku lebih tinggi sekitar 1,5cm dari bibir sloki sih. Pas pilih ranting ini sebenernya agak tricky, kamu harus pilih ranting pohon yang kira-kira berdiameter 0,7cm atau lebih kecil tapi jangan kekecilan. You can check mine.
Kemudian lapisi ranting yang udah dipotong-potong pake pernis. Hati-hati ya guys, karena lengket sekali tapi kabar baiknya kamu bisa ngilangin pernis yang nempel ditangan kamu dengan alkohol, bensin, thinner atau barang-barang sederhana yang bisa kamu temui di meja rias kamu kayak minyak wangi dan minyak kayu putih. HAHAHA. Ngelapisinnya sekali aja ya, jangan banyak-banyak karena pernis susah kering. Setelah semua sudah dilapisi pernis, jemur di bawah sinar matahari sampai kering. I need two days because it's rainy season, susah ya cyin dapet matahari terik. Setelah kering, ranting kamu bakal kelihatan glossy, wooo!
Next, lapisi bagian luar sloki dengan lem craft alias lem-serbaguna-bisa-buat-apa-aja. Sedikit demi sedikit aja biar nempel soalnya material yang bakal kita tempelin itu kaca dan kayu, kebayang kan sesusah apa nempelnya. Nempelnya ini terserah kalian mau rapi atau messed up, suka-suka lah ya. Mine look like this. Tapi tetep usahakan rantingnya lurus ya, jangan miring-miring kayak punya aku, karena bakal makin susah ngaturnya, that's why I told you to do one by one. Lem. Ranting. Lem. Ranting.
Last step! Lilitkan tali mengelilingi sloki yang udah ditempelin ranting itu, tujuannya biar makin kuat aja sih lemnya, biar nggak amburegul kemana-mana kayunya, sekaligus biar makin manis tampilannya. Kamu bisa pake tali daur ulang yang vintage-vintage itu loh biar makin sip. Aku nggak punya sih, jadi pake tali serat ini aja deh hahaha.
And thanks to me later, cause you already got your first DIY Chadelier~~~
Nah, jadi begitu, gampang pooooool kan yo rek?
Jadi setengah keki kamu karena mati lampu bakal ilang kalo ngeliat usaha yang udah kamu berikan buat bikin tempat lilin ini heuheuheu. Kalo kamu punya ide yang lebih kece untuk menyulap barang-barang yang kamu punya jadi tempat lilin yang ciamik, share dong di komen :D
One problem has been solved, now I'm ready for rainy season!
"Apa? Mati lampu lagi?"
"Iya, mati lampu lagi, padahal nggak hujan"
"Serius kita tanpa lampu lagi"
"Kosan kamu mati lampu nggak?"
"Ah udah biasa"
"Ini aneh, seriusan aneh"
"Masih mati lampu, bukan mati rasa"
"Durumtakdeees................"
Well, hal aneh yang muncul di daerah Jebres adalah mati lampu tiap hujan dateng. Aku kira itu semacam mitos, atau legenda buat nakut-nakutin anak kosan aja biar lebih sigap dan sregep buat manfaatin waktu dengan bijak, karena seringnya ketika 'plooop...' maka berhentilah semua kegiatan yang bisa dilakukan. Masih bisa baca buku sih. Masih bisa bikin DIY sih. Masih bisa ngelamun juga sih. Whatever.
Nyatanya nggak cuma tiap hujan deres aja, tapi feels like all the time. Hampir setiap hari dengan durasi nggak tentu, kadang satu jam kadang lima jam. Kalo pas siang bikin makin panas dan kerasa gerah, kalo pas malem bikin banyak dzikir kalo kebetulan nggak punya lampu emergency atau lilin cadangan. I'm not one of them sih.
Jadi, nggak ada salahnya dong kalo mati lampu kita rayakan dengan bahagia sentosa, karena secara nggak langsung mati lampu bakal jadi budaya selama dua tahun ke depan di Solo hehehe. Nah, maka dari itu kali ini DIY Chandelier lah yang terpilih sebagai #WeekendProject, yeay!
*puter lagu Chandelier nya Sia*
Guys, you will need
1. Ranting pohon (you can get it anywhere, contohnya aku leles ranting kering di jalanan depan rektorat, LOL!)
2. Sloki, usahakan pilih yang bentuk tabung sempurna ya jangan yg terlalu mengerucut ke bawah (bener kan namanya sloki?)
3. Pernis
4. Kuas
5. Cutter
6. Lem craft
7. Tali
Pertama, potong-potong rantinya sesuai tinggi sloki atau lebih tinggi dari sloki, punya aku lebih tinggi sekitar 1,5cm dari bibir sloki sih. Pas pilih ranting ini sebenernya agak tricky, kamu harus pilih ranting pohon yang kira-kira berdiameter 0,7cm atau lebih kecil tapi jangan kekecilan. You can check mine.
Kemudian lapisi ranting yang udah dipotong-potong pake pernis. Hati-hati ya guys, karena lengket sekali tapi kabar baiknya kamu bisa ngilangin pernis yang nempel ditangan kamu dengan alkohol, bensin, thinner atau barang-barang sederhana yang bisa kamu temui di meja rias kamu kayak minyak wangi dan minyak kayu putih. HAHAHA. Ngelapisinnya sekali aja ya, jangan banyak-banyak karena pernis susah kering. Setelah semua sudah dilapisi pernis, jemur di bawah sinar matahari sampai kering. I need two days because it's rainy season, susah ya cyin dapet matahari terik. Setelah kering, ranting kamu bakal kelihatan glossy, wooo!
Next, lapisi bagian luar sloki dengan lem craft alias lem-serbaguna-bisa-buat-apa-aja. Sedikit demi sedikit aja biar nempel soalnya material yang bakal kita tempelin itu kaca dan kayu, kebayang kan sesusah apa nempelnya. Nempelnya ini terserah kalian mau rapi atau messed up, suka-suka lah ya. Mine look like this. Tapi tetep usahakan rantingnya lurus ya, jangan miring-miring kayak punya aku, karena bakal makin susah ngaturnya, that's why I told you to do one by one. Lem. Ranting. Lem. Ranting.
Last step! Lilitkan tali mengelilingi sloki yang udah ditempelin ranting itu, tujuannya biar makin kuat aja sih lemnya, biar nggak amburegul kemana-mana kayunya, sekaligus biar makin manis tampilannya. Kamu bisa pake tali daur ulang yang vintage-vintage itu loh biar makin sip. Aku nggak punya sih, jadi pake tali serat ini aja deh hahaha.
Jadi setengah keki kamu karena mati lampu bakal ilang kalo ngeliat usaha yang udah kamu berikan buat bikin tempat lilin ini heuheuheu. Kalo kamu punya ide yang lebih kece untuk menyulap barang-barang yang kamu punya jadi tempat lilin yang ciamik, share dong di komen :D
One problem has been solved, now I'm ready for rainy season!
Guys, I'm officially move to Solo!
And I told you that I decorate my room, right?
Baru work desk aja sih yang didekorasi, tapi nggak papa lah ya ada kemajuan dikit huahahaha. I found that hanging my post card collections from 'Hidup Mati di Tanah Sengketa Tambak Bayan' will make my work desk interesting. And yeah, it's work! I love how each of pictures designed, cause it's like talk to me. My fave postcard, yang gambarnya 'drumulen' hahaha. Pojok kanan atas, iya itu namanya 'drumulen' kalo di Surabaya. Eh drumulen atau swing apa gitu ya. Gatau lupa deh hahaha. Pokoknya ngingetin aku sama jaman sekolah dasar, betapa antusiasnya aku untuk pergi ke Taman Remaja Surabaya dan rela antri cuma demi wahana ini :)
Yes, it's been 2 months I moved here to continue my study in communication major, Universitas Sebelas Maret Surakarta. And I got some hangover here, reminding the city is not apa-aja-ada like Surabaya. I'm starting to lose my job, my old frined, my organization, my community, my daily activity cause everything's start changing. Yep, call me the 'rantau' girl now.
Mengingat banyaknya perbedaan yang harus aku alami dalam waktu yang bersamaan, aku jadi terlihat sangat 'lewung'. Sehingga nggak banyak aktivitas yang bisa aku lakuin, karena aku baru aja kenal sama kota ini, But, the best thing is I have so so so much spare time cause the college schedule isn't tied me up, it's super 'selooooooooww', seperti kata orang Solo hehehe.
Minggu ini aku lagi komitmen buat sedikit bikin kamar kosku menjadi kamar yang sedikit bisa dibilang 'artsy' dan memanjakan mata. Karena selama 2 bulan ini kamar kos ku lebih terlihat kayak bakso tanpa caos; polosan. Ea. Then I decided to do make something, DIY of course! Maklum balik jadi mahasiswa tak berpenghasilan lagi hahaha.
Kali ini aku bakal bikin DIY Stationery Holder Organizer nih, bahasa Indonesianya lebih gampang. Wadah pensil. Hari ini aku sadar kalo ternyata aku nggak punya wadah pensil, penghapus dan blablabla selain kotak pensil yang aku bawa ke kampus. Sedangkan sebagian yang nggak dibawa ke kampus berserakan gitu aja di meja. Sampai akhirnya aku menemukan pot bunga plastik bekas es krim pot yang aku beli dulu. Naaaah, setelah diamati pot bunga ini nih yang akhirnya menjadi 'the main topic' buat DIY kali ini.
You will need:
1. Pot Bunga
2. Tali Serat (Inshaa Allah namanya bener, you can check the picture)
3. Gunting
4. Styrofoam
4. Styrofoam
5. Lem Crafting
6. Pernak-pernik (aku pake kancing kayu sih, sesuka kalian mau dihias kayak gimana, no boundaries)
Pertama, bersihkan dulu pot bunga plastik kamu. Jangan sampai kotor atau berdebu ya. Kenapa? Karena kebersihan itu sebagian dari iman. Beri alas pada dasar pot. Kamu bisa pakai kertas karton, atau karton tebal, atau styrofoam tipis. Fungsinya biar lubang-lubang di potmu bisa ketutup dan pensilnya nggak jatuh kemana-mana.
Kedua, beri lem pada badan pot bunga plastik, mulai dari bagian bawah dulu biar hasilnya bisa lebih rapi. Beri sedikit demi sedikit, lalu lilitkan tali serat melingkari badan pot bunga plastik. Lem. Lilit. Lem. Lilit. Lem. Lilit. Sampai menutupi semua badan pot. Nah usahain jangan memberikan lem terlalu banyak ya, karena nanti hasilnya bisa nggak rapi dan lemnya akan kemana-mana.
Voilaaaaaa!
Bakalan kayak gini deh jadinya, ahoooooy~
Seenggaknya nggak keliatan amat kan kalo itu pot bunga plastik bekas es krim pot wkwkwk
Setelah itu, kasih aja hiasan sesuka kamu. Mine look like this. Iya iya iya, ngaku deh, soalnya emang adanya cuma kancing kayu ini di kos huahahaha, jadi aku pake buat hiasan. But it's cute enough tho.
Baru work desk aja sih yang didekorasi, tapi nggak papa lah ya ada kemajuan dikit huahahaha. I found that hanging my post card collections from 'Hidup Mati di Tanah Sengketa Tambak Bayan' will make my work desk interesting. And yeah, it's work! I love how each of pictures designed, cause it's like talk to me. My fave postcard, yang gambarnya 'drumulen' hahaha. Pojok kanan atas, iya itu namanya 'drumulen' kalo di Surabaya. Eh drumulen atau swing apa gitu ya. Gatau lupa deh hahaha. Pokoknya ngingetin aku sama jaman sekolah dasar, betapa antusiasnya aku untuk pergi ke Taman Remaja Surabaya dan rela antri cuma demi wahana ini :)
Well, that's all. I hope you guys enjoy my DIY project. And today's DIY Project; this is what I call 'KEREATIF' :))))))
Holla amigos x siempreeeee~
The last 4 months was a thunder storm of life. It was an up
and down. A messed up sleep circle. A super tied up schedule. But also a
blessing. Nah saking sibuknya, aku jadi kurang bisa ngatur waktu untuk main
blog lagi. Meski hasrat ingin nyampah di blog begitu meluap-luap tapi apa daya
tak punya waktu untuk main blog. Seriously. Literally.
Dan hari ini patut dirayakan atas tampilnya satu postingan baru
di halaman blogku, yeay!
Btw, terhitung udah tiga minggu ini timeline socmedku penuh
banget sama temen-temen yang lagi bahagia menyandang status sebagai
purna-mahasiswa. Yep, mereka akhirnya wisuda dan berhak menambahkan label
sarjana di nama lengkap mereka. Mungkin karena terlalu bahagia, believe me I
know that feeling, banyaaaaaakk banget foto wisuda yang di post sampe—sorry—it’s
getting too much hahaha. Tapi nggak apa-apa deh, kan empat tahun sekali yha. Congraduation :’)
Dan 26 September, bertepatan dengan wisuda MMB 2012! Hallo
kalian MMB 2012 yang mungkin baca blog ini. Remember when you are junior and I’m
your student resource development officer HUAHAHAHA, kalian ku kader sampe malem-malem!
Yang dulu rajin aku omelin kalo nggak bener, eh sekarang udah wisuda aja. Selamat,
so proud of you! Nah dalam rangka wisuda MMB 2012 ini nih, aku sampe mau repot-repot
bikin DIY bunga gula-gula karena saking sayangnya. DIY bunga gula-gula ini bisa kita pake buat souvenir, kado, oleh-oleh, hantaran,
atau apapun itu. Suka-suka sih mau buat apa hahaha. In this case, buat souvenir
wisuda.
Nah, nggak pake lama yuk langsung simak cara buat souvenir
yang super gempil ini.
You will need~
1. Pot bunga plastik
2. Sterofoam
3. Benang & Jarum
4. Kain perca
5. Renda
6. Gunting
7. Pisau
8. Kertas
9. Jangka
10. Lem tembak & isinya
11. Rumput plastik
12. Permen loli
And here we go, Captain!
Pertama, potong gabus pake pisau sesuai dengan yang ukuran dibutuhkan. Untuk
panjang dan lebarnya bisa disesuaikan sama diameter pot. Sedangkan tebel
gabusnya suka-suka aja sih, mau tebel boleh, tipis juga nggak apa-apa. Tapi
jangan ketipisan, yang penting gabusnya cukup kuat buat ditancepin permen
nantinya. Kalo aku kira-kira ketebalan gabus yang aku pake adalah 2,5 cm. Eits,
gengs gabusnya pake gabus yang kayak di gambar aku yah. Karena gabus yang warna
tosca gini emang biasanya khusus buat rangkai bunga gitu deh, jadi lebih
gampang dipakenya. Dan berhati-hatilah dengan pritilan gabus tosca ini karena
mereka rapuh dan lengket kemana-mana, iyuuuuuhh, Annoying!
Setelah gabusnya dipotong sesuai ukuran, nah saatnya kamu
sesuaikan dengan lingkaran potnya. Entah gimana caranya, bentuk dan sesuaikan aja biar
gabusnya bisa ditaruh di dalem potnya sebagai media tancep-tancep rumput dan
bunga gula-gulanya. Usahakan gabus bisa berada setengah sentimeter di bawah
mulut pot ya, jadi agak masuk ke dalem dikit.
Setelah dirasa udah pewe banget tuh posisinya si gabus,
saatnya menggunakan lem tembak. BANGBANGBANG! Garing ya? Kriuk. Okeh, lem aja
tuh di sekeliling gabusnya dan atur sampe posisinya di pot bisa pas. And we’re
done with the gabus-tosca-kriwil-kriwil-nyebelin.
Setelah itu ambil selembar kertas dan buat pola lingkaran
dengan jangka. Pola ini nantinya bakal jadi template kita buat motongin kain
percanya. Nggak harus pake jangka sih, asal bisa bikin gambar lingkarang nyaris
sempurna aja udah cukup kok heuheuheu. Buat lingkaran dengan diameter sebesar
kurang lebih 9 cm.
NAH! Setelah itu potong kain sesuai dengan pola lingkaran
yang udah kita buat tadi. Lemme give you a tips, tumpuk kain sebanyak jumlah
permen. Contohnya nih, aku butuh 5 permen buat satu pot bunga gula-gula. Nah,
kain ini kan fungsinya untuk pembungkus permen lolinya, jadi aku tumpuk 5 helai
kain perca yang siap dibentuk pola dengan lingkaran kertas yang udah aku buat.
Sematkan jarum pentul di kain dan kertas, jadi kain dan kertasnya biar nggak
gerak kemana-mana. Baru deh gunting sesuai dengan pola. It easier to do dan
save your time a lot!
Daaaaann kita sampai ke bagian yang agak sedikit rempong.
Jahit pinggiran kain dengan benang pake teknik tusuk jelujur *tseeeehh*.
Gunanya kita jahit pinggiran kain dengan benang ini adalah biar ketika
permennya dibungkus pake kain perca, kita jadi gampang buat bikin simpul bagian
pangkal lolipopnya. Begitooooh. Percayalah pada akoooh, bungkusnya nanti jadi
rapi gengs.
Setelah itu lem renda yang kita punya ke bagian bawah lolipopnya,
yang rapi ya biar chatiqueeee~
Kalo udah dikasih renda, sematkan satu rumput plastik ke
tiap permen lolipopnya. Jadi biar keliatan rempyek *halah opo iku* dan keliatan
penuh pas nanti di tata di pot. Lalu hias pot dengan rumput plastik terlebih
dahulu, lem aja tuh di pinggir-pinggir gabusnya. Setelah itu baru deh tancepin
bunga gula-gulanya. Atur sedemikian rupa biar kelihatan bagus. KUDU BAGUS. We’ve
been through this step tho!
Kamu bisa menambahkan pesan-pesan biar makin bermakna, kayak
punya akuuuu :3
And we finally made it, gengs! Lucuuuuu kan? Yuk cobain
dirumah.
Hi Adup, pretty much galau feeling when I reopen the old files of college. Rasanya kayak setengah hati pingin balik ke masa lalu. Hahaha. But then I realize that college is one of the most favorite part in my life, of course. I collect several photo that may represent what we've done through 3 years. Wishing that you still remember that.
Sering ketawa-ketawa sendiri rasanya kalo inget angkatan kita yang, hmmm let say--half stranger. Yang beda dari mahasiswa kebanyakan pada waktu itu. Duh, aku sukaaaa banget kalo kita nyebut diri kita beda. In fact emang kita beda. Beda banget! Selalu ada rasa bahagia yang menilisik di hati setiap inget betapa frontalnya kita buat bahagia dan bebas--dan juga keluar dari jalur tradisi, semenjak kita berdiri sendiri. Mulai dari seberapa ngototnya kita pingin punya dresscode beragam pas Makrab pertama kita, oke yang itu emang aku sama Brian yang kebacut ngotot sih hahaha. Lalu mulai sibuk dengan pembentukan HIMA blablabla, well sometimes aku kangen jadi mahasiswa ingusan semester satu atau dua.
Kita punya banyak cerita di pembentukan HIMA. Mulai dari nangis sampe ketawa-ketiwi kita pernah ngerasain cuma karena merjuangin sesuatu yang sekarang kita sebut HIMA MMB. Bahkan Adhoc vs Mahasiswa MMB ever exist kalo kita inget-inget soal forum logo. OMG! We are growing too fast hahaha. Ngonsep OPP, melek tiap malem, debat masalah grand design, aku bahkan nggak percaya aku pernah ngelakuin itu kalo inget sekarang jam 10an rasanya aku udah tidur pules hahaha. Masih inget waktu kita jadi TSKnya Adit? Ya ampuuuunn! Lucu sekali waktu itu. Bikin kipas-kipasan dari kepala WPAP Adit, bikin sticker, banner. Pertama kali kita pesta demokrasi, dan hal yang kita pinginin: kampanye sekeren-kerennya, gaul, nggak kaku, nggak mainstream, dan bahagia. Lalu endingnya Noven yang menang dan kita serius banget pingin bikin sertijab paling nggak biasa di PENS. Undangan pop-up buat Depres yang gambarnya langsung dari Kahima terpilih hahaha, saking bahagianya kita sampe undangan aja nggak mau mainstream. Lalu desain stage Metamorphosis of HIMA MMB, I'm totally in love with that idea! Bahkan sebelum acara jalan, kita bingung banget cari tempat karena mendadak lapangan basket dan hall D4 dilarang. Itu malam dimana kita berasa lahir, ngebuktiin kalo kita orang-orang kreatif yang bisa diajak mikir konstruktif. Atau inget proker absurd kita soal menghitamkan PENS? Aku bahkan pingin ketawa kalo inget-inget itu. Nyinyiran banyak orang malah bikin kita geregetan pingin setor muka di depan mereka. Mulai dari nyiyiran soal balon waktu wisuda, soal bikin acara di lapangan merah, soal bikin flashmob pas PENS Cup, ketetapan yang dicorat-coret, nggak boleh bikin acara karena nggak punya HIMA, rebutan warna item sama BEM. We're really really really a trouble maker! And proud of it. Lalu apa kabar MMBFest? Melek malem, melek pagi, nangis-nangis. Rasanya nyesek, nyesek banget. Tapi dari situ rasanya jadi tau, tau mana yang mati-matian selalu ada disebelahmu, mana yang enggak. Duuuuh, jadi melow. Hahaha. Kongkow bareng, curhat-curhat tengah malem, ngerjain tugas bareng, proyekan bareng, ngonsep kaderisasi bareng, galau bareng, nobar kampung makicu bareng, ngerjain TA bareng. Ya ampun sudah khatam semuanyaaaa!
The best thing having friend like you is we just look alike. Kita satu selera: sepatu, parka, tas, fashion, desain, curhatan, pendapat, dan blablabla. Inget nggak? Dengan nggak sengaja kita pernah ngeshare berita yang sama, Mashup 2014 Best Song, pada waktu yang sama. Atau when you drew a girl with flower crown, I did it too. Atau soal prinsip a woman has to be awesome and independent. Oh itu konyol, but we just connected. Hahaha. Seneng bisa kenal orang kayak kamu, rasanya nggak usah susah-susah ngomong tuh kamu udah paham banget apa maksudku.
Well, Happy (belated) Birthday Adup!
Tetep awesome di perantauan yah--I know you're always awesome.
Sukses untuk karirnya, untuk cita-citanya, untuk kehidupan yang lebih baik.
Didekatkan jodohnya, dilancarkan rejekinya, dikuatkan iman dan taqwanya.
Semoga segera sampai di titik itu: solo exhibition!
Amin, amin, amin.
Pada akhirnya nanti kita akan saling menunggu, untuk cerita ini dan itu. Tentang definisi bahagia yang sudah kita tulis jauh-jauh hari, mungkin mulai dari hari ini, atau kemarin. Kita sama-sama percaya kalau mimpi, angan, atau keinginan hari ini adalah gambaran masa depan yang kita yakini hari ini. Dengan doa-doa yang setiap harinya meluncur dari orang-orang yang sama-sama peduli. Bismillah. Selalu ada happy ending untuk orang-orang yang berjuang tidak setengah hati. Good luck, Adup! Good luck for us!