Tulisan ini diikutsertakan untuk lomba #suratuntukruth novel Bernard Batubara. Dear kamu, Hai, apa kabar?. Basa basi, ya. Bukan, bukan itu yang ingin kutanya. Miris memandangmu, tapi tak pernah mampu memeluk hatimu. Sudah lama kau tak pernah mengelus lembut kepalaku, menggenggam tanganku, meneriakiku dengan sebutan kesayanganmu, atau sekedar mengirim pesan singkat ‘Kamu dimana?’. Iya, aku rindu. Sembilan puluh tujuh hari bersamamu terasa candu. Betapa...